Seorang
murid disuruh membawa 50kg beras yang dibagi dalam dua kantung, masing-masing
dipikulkan di sebelah depan dan belakang murid tsb. dengan panjang tongkat yang
sama dari bahu murid. Kedua beban dibawa berjalan sejauh 10 meter.
Murid yang
lain, membawa 40kg beras yang tertumpuk pada satu sisi, yaitu bagian belakang
murid. Murid tsb disuruh berjalan sejauh 10 meter.
Apa yang
terjadi???
ternyata
murid yang pertama menyelesaikan tugas ini dengan mudah, sedangkan murid yang kedua,
bersusah payah dalam menyelesaikan tugas ini. Bahkan tidak dapat meneruskan ke
ujung lintasan yang berjarak 10 meter.
Kenapa???
karena sang
murid membawa beban dalam satu tumpuan, yang mengakibatkan dibutuhkannya beban
lain untuk menyeimbangkan beban tadi. Maka sang murid menekan tongkat bagian
depan dengan tangannya sebesar beban beras yang dibawanya, sehingga, jika
panjang tongkat yang ditekan dengan tangan sama dengan jarak bahu dengan beban
beras, maka beban yang dibawa menjadi 2x 40kg=80kg.
Suatu ketika
kita pasti mengalami masa yang sulit, masa yang dapat menjatuhkan kita pada
posisi yang tidak keruan, galau, cemas, dan ketakutan yang luar biasa. Tapi,
sadarkah kita bahwa Allah tidak akan memberikan suatu ujian yang melebihi
kemampuan hambaNya.
“Allah tidak
membebani seseorang melainkan sesuai degnan kesanggupannya..” (2:286).
sang murid
yang kedua tadi, sesungguhnya membawa beban lebih ringan dari murid yang
pertama, akan tetapi, penanganan yang salah dalam memperlakukan “beban” ujian
menjadikannya terasa jauh lebih berat dari kemampuan dirinya.
Ilmu, adalah
kunci yang sangat krusial bagi seseorang dalam mengambil langkah dan tindakan
dalam menghadapi masalah. Terkadang seseorang mengekspresikan diri dengan
menangis, melamun, berteiak, bahkan nekad untuk bunuh diri dalam usaha mencari
jalan keluar dari permasalahan yang dialami. Tak jarang penyelesaian yang
diambil justru menambah masalah yang berkepanjangan.
Ya,, justru
menambah masalah.
Masih ingat
dengan kisah orang solih yang salah mengambil langkah???
suatu ketika
sang Solih dicintai oleh wanita. Singkat cerita, dengan perangkap wanita itu,
sang Solih berada pada kondisi yang terhimpit. Dia berada di Rumah sang wanita
dan ditawari untuk berbuat mesum dengannya. Tentu sang Solih menolak perbuatan
yang dapat mengantarkannya pada kehinaan dan siksa Allah itu, fikirnya.
Tahukah apa
yang terjadi selanjutnya???
Ternyata
sang Solih bukan hanya berbuat mesum dengan wanita tadi, tetapi juga membunuh
seorang anak kecil dan mabuk!!!!
Ketika di
rumah wanita itu, sang Solih ditawari 3 pilihan 'maksiat' oleh wanita tadi
supaya bisa terbebas dari rumah wanita, berbuiat mesum dengannya, meminum arak
atau membunuh seorang anak kecil. Jika tidak, maka sang wanita akan berteriak
dan mempermalukan sang Solih. (pilihan menjadi 4, malu, mesum, mabuk dan
membunuh).
Berfikir
bahwa minum arak adalah yang 'paling kecil dosanya' dibandingkan berbuat mesum
atau membunuh anak kecil, sang Solih akhirnya meminum arak, yang akhirnya
mabuk. Dalam kondisi mabuk, dia melihat wanita tadi dan berhasrat padanya,
mesum pun terjadi. Tersadar bahwa ada yang melihat perbuatannya itu,, akhirnya
dia membunuh anak kecil yang ada dirumah itu...
kisah ini
menyuguhkan kepada kita bahwa seorang solih pun dapat tergoda dan terjerumus,,
apalagi kita,,,
yang jelas,
pilihan dalam melangkah akan berbanding lurus dengan ilmu dan pemahaman kita
akan hidup ini, semoga kita menjadi orang-orang yang bijak dalam menghadapi
kehidupan ini.