Rabu, 06 Juni 2012

GELANDANGAN


Berderetan pedagang kaki lima
Tersebar luas di pinggir jalan
Hidup menjadi seorang tunawisma
Lapar dahaga bukan khayalan

Gereja tua di kota Jakarta
Jembatan terbuat dari rotan
Bekerja dengan meminta-minta
Berharap orang belas kasihan

Siang malam merasakan kehujanan
Tidak lupa mengerjakan sembahyang
Agar hati tetap tenang

Cita-cita tinggalah harapan
Terus dikejar selalu terbayang
Mempunyai rumah hidup senang

GELANDANGAN

Namaku Andi, pertanyaan yang paling menyebalkan menurutku yaitu kamu tinggal dimana? pertanyaan tersebut menjadi menyebalkan jelas bukan tanpa alasan, dulu aku tinggal beserta kedua orang tuaku tinggal di pinggiran kereta. Namun, sekarang tempat tersebut sudah tidak ada kerena kami digusur setahun yang lalu.  Sekarang aku adalah seorang anak yatim piatu. Disamping itu, aku sudah menjadi seorang tunawisma terlebih dahulu akibat gusuran tersebut. Orang tuaku sudah meninggal ketika mereka sedang berjualan di dalam gerbong kereta. Namun kereta yang di tumpangi mereka terjadi kecelakaan sehingga orangtuaku tidak bernyawa lagi. Akibatnya, sekarang aku hidup sendiri, sekarang rasa lapar dan dahaga bukan khayalan lagi karena banyak orang yang tidak peduli terhadap kehidupanku.
          Meskipun sekarang aku hidup sendiri, namun aku tidak boleh putus asa dan terus melanjutkan perjalanan hidup ini. Untuk itu, aku bekerja dengan meminta-minta karena hanya dengan itulah yang aku bisa lakukan yaitu berharap kepada orang lain suatu belas kasihan terhadapku. Sebenarnya kalau ada pekerjaan yang lebih baik lagi aku mau meninggalkan pekeraan ini. Namun, aku tersadar sangat susah sekali kesempatan bagiku yang hanya mempunyai ijzah SD yang harus bersaing dengan Sarjana.
          Menjalani kehidupan dengan sendiri itu tidak mudah, banyak halangan dan rintangan terus menghadang di depan mata. Namun, dengan bekal nasihat dari orang tuaku aku tetap tegar dalam menjalani hidup ini. Aku terkadang iri hati kepada anak-anak yang lain karena mereka hidup dengan senang sedangkan aku sendiri sebaliknya, sudah mengalami gusuran rumah dan kedua orang tuaku meninggalkanku terlebih dahulu, belum lagi aku harus kejar-kejaran dengan satpol PP.
          Dengan hidup tak menentu, aku selalu berpindah-pindah tempat tinggal, sehingga terkadang siang malam aku merasakan kehujanan begitu pula sebaliknya. Meskipun demikian, aku tidak lupa mengerjakan sembahyang. Hanya itulah yang aku bisa lakukan agar hati tetap tenang dan memanjatkan do’a agar aku diberi keselamatan di dunia dan akhirat kelak. Dan yang terpenting yaiyu aku selalu mendo’akan kedua orang tuaku agar mereka bisa tenang di alam baka.
          Orang tuaku sudah setahun meninggalkan ku. Namun, kehidupanku harus terus berjalan, kini cita-cita tinggalah harapan dan terus dikejar karena selalu terbayang dan aku akan terus berusaha sekuat tenaga untuk mengejar mimipiku dan mimpi orang tuaku ketika masih hidup yaitu mempunyai rumah dan hidup senang. Karena dengan cara itulah aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku yaitu menjadi anak yang saleh yang mampu memberikan manfaat bagi banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar